Oleh : Zaenal A.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memiliki peran yang dinamis dalam setiap lingkup perkembangan zaman, sebagai aktivis mahasiswa sudah selayaknya dan sepantasnya kita berkiprah dan terus berjuang untuk kemajuan yang diimpikan bersama. Sesuai 6 penegasan IMM poin ke 5 yaitu menegaskan bahwa ilmu adalah amaliah dan amal adalah ilmiah, poin tersebut kalau diaktualisasikan dalam setiap kader pasti memiliki nilai gerakan yang nyata di masa depan.
Berbicara IMM yang sekarang sudah berumur 59 tahun, Harapannya IMM tetap mencerahkan dikalangan mahasiswa tidak hanya di perguruan tinggi Muhammadiyah, namun di semua perguruan tinggi. IMM harus mengambil peran dalam semua lingkup yang tentunya berguna di masyarakat. IMM Memiliki slogan yang kita tau bersama “Anggun dalam Moral, Unggul dalam Intelektual” seorang kader harus seimbang ketika bener-benar di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan sudah selayaknya mencerminkan Aktivis Cendekiawan. Seorang Aktivis yang bergelar IMMawan dan IMMawati harus bisa memberikan contoh yang baik terutama dalam hal pendidikan di kampus, artinya ketika menjadi aktivis jangan meninggalkan kewajiban kuliahnya yaitu belajar dan menyelesaikan tugas, jangan sampai ketika berorganisasi tugasnya terbengkalai tidak di kerjakan, itu tidak mencerminkan aktivis saat ini, aktivis saat ini yaitu bisa menempatkan posisi pada tempatnya dan menunaikan kewajibannya sebagai Mahasiswa. Jiwa kita terbentuk karna perjuangan, jangan sampai perjuangan terhambat karena tidak fokus dan akhirnya target tidak sesuai, ingat tujuan kita ketika menjadi mahasiswa yaitu menyelesaikan pendidikan dan mencapai keinginan di masa depan.
Saya teringat pesan Kh. Ahmad Dahlan yaitu : Muhammadiyah pada masa sekarang ini berbeda dengan Muhammadiyah pada masa mendatang. Karena itu, warga muda-mudi Muhammadiyah hendaklah terus menjalani dan menempuh pendidikan serta menuntut ilmu pengetahuan (dan teknologi) di mana dan ke mana saja. Menjadilah dokter sesudah itu kembalilah kepada Muhammadiyah. Jadilah master, insinyur, dan profesional lalu kembalilah kepada Muhammadiyah sesudah itu.” (KH Ahmad Dahlan).
Wasiat visioner pendiri Muhammadiyah tersebut menginspirasi kita semua dan menarik untuk direnungkan bersama, terutama oleh warga Muhammadiyah. Pertama, Muhammadiyah didirikan bukan untuk satu atau dua generasi, melainkan lintas generasi dan sepanjang masa.
Kita sebagai mahasiswa seharusnya lebih tanggap dalam memanfaatkan peluang yang ada untuk berproses meningkatkan potensi pada diri kita. Fokus dengan target yang ingin dicapai, beranilah mencoba dan berjuanglah apa yang ingin di perjuangkan. Perubahan diri memerlukan perjuangan, berjuanglah demi perubahan, dan berikan ruang kepada perubahan.
Komentar
Posting Komentar